Soal Jawab Listrik Arus Bolak-Balik Standar UAS SMA / SMK / MA

Soal Jawab Listrik Arus Bolak-Balik Standar UAS SMA / SMK / MA

Pada kesempatan kali ini, Ilmu Fisika akan membahas Soal Jawab Listrik Arus Bolak-Balik Standar UAS SMA / SMK / MA.

Petunjuk
Rumus-rumus ditulis menggunakan $\LaTeX$ dengan JavaScript khusus $\LaTeX$ untuk me-loading-nya. Gunakan internet berkecepatan cukup agar bisa me-loading kode $\LaTeX$  100%. Bila terjadi Math Error berwarna merah, lakukan reload page !

Materi Medan Magnet Induksi yang akan dibahas antara lain tentang :
  1. Arus dan Tegangan Maksimum
  2. Arus dan Tegangan Sesaat
  3. Arus dan Tegangan Efektif
  4. Arus dan Tegangan Rata-rata
  5. Reaktansi Induktif, Reaktansi Kapasitif
  6. Frekuensi Resonansi


Tegangan dan Arus Sesaat

Rumusan Umum Tegangan Sesaat adalah

$\displaystyle V_{t}=V_{m}sin\,\theta$

$\displaystyle V_{t}=V_{m}sin\,\omega t$

$\displaystyle V_{t}=V_{m}sin\,2\pi \,f\, t$

$\displaystyle V_{t}=V_{m}sin\,\frac{2\pi}{T} \, t$


Rumusan Umum Arus Sesaat adalah

$\displaystyle I_{t}=I_{m}sin\,\theta$

$\displaystyle I_{t}=I_{m}sin\,\omega t$

$\displaystyle I_{t}=I_{m}sin\,2\pi \,f\, t$

$\displaystyle I_{t}=I_{m}sin\,\frac{2\pi}{T} \, t$


Tentukan besarnya Tegangan sesaat, $V_{t}$, apabila sudut fase adalah $30⁰$ dari suatu sumber Tegangan dengan tegangan maksimumnya $220$ $V$ !

Penyelesaian :

Sudut fase, $\theta$ = $30⁰$

Tegangan maksimum, $V_{m}$ = $220$ $V$

Maka

$\displaystyle V_{t}=V_{m}sin\,\theta$

$\displaystyle V_{t}=\,220\,sin\,30⁰$

$\displaystyle V_{t}=\,110\,V$


Tegangan / Arus Bolak-Balik Efektif 

Suatu sumber tegangan bolak - balik memiliki nilai maksimum $220$ $V$. Nilai tegangan efektifnya adalah ... $V$.

Penyelesaian :

Tegangan maksimum, $V_{m}$ = $220$ $V$

Rumusan hubungan tegangan maksimum dengan tegangan efektif adalah \[V_{ef}=\frac{1}{2}\sqrt{2}\,V_{m}\]
Diperoleh

$V_{ef}=\displaystyle \frac{1}{2}\sqrt{2}\,220$

$V_{ef}=\displaystyle 110\sqrt{2}\,V\simeq 155\,V$ 


Tegangan / Arus Rata-Rata

Suatu sumber tegangan bolak - balik memiliki nilai maksimum $220$ $V$. Nilai tegangan rata-ratanya adalah ... $V$.

Penyelesaian :

Tegangan maksimum, $V_{m}$ = $220$ $V$

Rumusan hubungan tegangan maksimum dengan tegangan efektif adalah \[\bar{V}
=\frac{2}{\pi}\,V_{m}\]
Diperoleh

$\bar{V}=\displaystyle \frac{2}{\pi}\,220$

$\bar{V}=\displaystyle \frac{2}{\frac{22}{7}}\,220$ = $140\,V$


Reaktansi Induktif

Rumusan dasarnya adalah \[X_{L}=\omega \,L\] \[X_{L}=2\,\pi \,f \,L\]

Suatu induktor memiliki induktansi diri, $L$ = $200\,mH$, dialiri arus listrik AC dengan frekuensi,$f$ = $50\,Hz$, maka reaktansi induktifnya adalah ... $Ω$.

Penyelesaian :

$L$ = $200\,mH$ = $2\,x\,10^{-3}\,H$

$f$ = $50\,Hz$

Maka,

$\displaystyle X_{L}=(2\pi )(50)(2x10^{-3})=0,2\pi \,\Omega$ 


Reaktansi Kapasitif

Rumusan dasarnya adalah \[X_{C}=\displaystyle \frac{1}{\omega \,C}\] \[X_{C}=\displaystyle \frac{1}{2\,\pi \,f\,C}\]


Suatu kapasitor memiliki kapasitas,$C$ = $1000\,µF$, dialiri arus listrik AC dengan frekuensi, $f$ = $50\,Hz$, maka reaktansi kapasitifnya adalah ... Ω.

Penyelesaian :

$C$ = $1000\,µF$ = $1000\,x\,10^{-6}\,F$ = $10^{-3}\,F$

$f$ = $50\,Hz$

Maka,

$\displaystyle X_{C}=\frac{1}{(2\pi)(50)(10^{-3})}=\frac{10}{\pi }\,\Omega$ 


Frekuensi Resonansi

Frekuensi resonansi terjadi bila \[X_{L}=X_{C}\]
Suatu perangkat radio memiliki induktor dengan induktansi diri, $L$ = $100\,H$ dan kapasitas kapasitor, $C$ = $1\,µF$. Maka perangkat radio tersebut menerima frekuensi resonansi sebesar ... $Hz$.

Penyelesaian :

$L$ = $100\,H$ = $10^{2}\,H$

$C$ = $1\,µF$ = $10^{-6}\,F$


Dari rumusan $X_{L}=X_{C}$, diperoleh :

$\displaystyle \omega \,L=\frac{1}{\omega \,C}$ 

$\displaystyle 2\pi f_{0}L=\frac{1}{2\pi f_{0}C}$ 

$\displaystyle f_{0}=\frac{1}{2\pi }\sqrt{\frac{1}{LC}}$ 

$\displaystyle f_{0}=\frac{1}{2\pi }\sqrt{\frac{1}{(10^{2})(10^{-6})}}=\frac{50}{\pi }\,Hz$ 


    Selengkapnya »
    Soal Jawab Medan Magnet Induksi Standar UAS SMA / SMK / MA

    Soal Jawab Medan Magnet Induksi Standar UAS SMA / SMK / MA


    Pada kesempatan kali ini, Ilmu Fisika akan membahas Soal Jawab Medan Magnet Induksi Standar UAS SMA / SMK / MA. 

    Petunjuk
    Rumus-rumus ditulis menggunakan $\LaTeX$ dengan JavaScript khusus $\LaTeX$ untuk me-loading-nya. Gunakan internet berkecepatan cukup agar bisa me-loading kode $\LaTeX$  100%. Bila terjadi Math Error berwarna merah, lakukan reload page !

    Materi Medan Magnet Induksi yang akan dibahas antara lain tentang :
    1. Kaidah Tangan Kanan
    2. Kuat Medan Magnet Induksi : Kawat Lurus, Kawat Melingkar, Solenoida, Toroida
    3. Gaya Magnet





    Kaidah Tangan Kanan
    Arus listrik mengalir sepanjang kawat dari Barat ke Timur. Arah medan magnet induksi yang dihasilkan arus listrik tersebut adalah ... .
    Pennyelesaian :

    Silakan cek teori tentang kaidah tangan kanan berikut ini : Kaidah Tangan Kanan untuk Menentukan Arah Medan Magnetik.

    Dari ketentuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa arah medan magnetik yang dihasilkan oleh arus listrik adalah

    • di depan kawat ke Bawah
    • di bawah kawat ke Belakang
    • di belakang kawat ke Atas
    • di atas kawat ke Depan


    Kuat Medan Magnet Induksi

    Besar kuat medan magnet di suatu titik yang letaknya sejauh $r$ dari suatu penghantar lurus yang dialiri arus listrik $I$ adalah sebanding dengan ... .

    Penyelesaian :

    Rumusan dasar Kuat Medan Magnet Induksi oleh arus yang mengalir pada kawat lurus panjang adalah \[B=\frac{\mu _{0}I}{2\pi a}\]
    Maka dengan menyamakan makna $a$ sebagai $r$, kesimpulan yang dapat diambil adalah 
    Kuat medan magnetik berbanding lurus dengan $\displaystyle \frac{I}{r}$ 

    Jika titik tersebut yang berjarak 2 cm dari penghantar lurus panjang yang dialiri arus 10 ampere, maka besar induksi mangetik di titik tersebut adalah ... .

    Penyelesaian :

    $r$ = $2\,cm$ = $2\,x10^{-2}\,m$

    $I$ = $10\,A$

    Permeabilitas vakum, $\displaystyle \mu _{0}=4\pi\, x\,10^{-7}\,Wb\,A^{-1}\,m^{-1}$ 


    Maka sesuai rumusan di atas

    $\displaystyle B=\frac{\mu _{0}I}{2\pi a}$

    $\displaystyle B=\frac{(4\pi \,x\,10^{-7})\,(10)}{(2\pi) \,(2\,x\,10^{-2})}$

    $\displaystyle B=10^{-4}\,T$


    Gaya Magnet / Gaya Lorentz

    Rumusan dasar gaya Lorentz adalah \[F=B\,I\,l\,sin\theta\]

    Dari rumusan tersebut dapat disimpulkan bahawa gaya yang dialami sebuah partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnet bergantung pada :

    1. Kuat Induksi Medan Magnetik
    2. Kuat Arus Listrik yang mengalir melalui kawat tersebut
    3. Panjang Kawat
    4. Sudut antara arah Medan Magnetik dengan Arus Listrik


    Kuat Induksi Medan Magnetik di Pusat Kawat Lingkaran Berarus Listrik

    Suatu kawat lingkaran memiliki radius $\displaystyle \frac{\pi}{2}$ meter, dialiri arus listrik searah sebesar $0,3\,A$. Tentukan Kuat Induksi Medan Magnet pada pusat kawat lingkaran tersebut !

    Penyelesaian :

    Radius lingkaran $a$ = $\displaystyle \frac{\pi}{2}\,m$

    Kuat arus listrik $I$ = $0,3\,A$

    Permeabilitas vakum, $\displaystyle \mu _{0}=4\pi\, x\,10^{-7}\,Wb\,A^{-1}\,m^{-1}$


    Rumusan dasar Kuat Induksi Medan Magnetik di Pusat Kawat Lingkaran Berarus Listrik adalah \[B=\frac{(\mu _{0})(I)}{(2)(a)}\]
    Maka

    $\displaystyle B=\frac{(4\,\pi \,x\,10^{-7})(0,3)}{(2)(\pi /2)}$

    Diperoleh

    $\displaystyle B=1,2\,x\,10^{-7}\,T$ 

    Selengkapnya »
    Soal Jawab Listrik Statis Standar UAS SMA / SMK / MA

    Soal Jawab Listrik Statis Standar UAS SMA / SMK / MA

    Pada kesempatan kali ini, Ilmu Fisika akan membahas Soal Jawab Listrik Statis Standar UAS SMA / SMK / MA.

    Materi Listrik Statis yang akan dibahas antara lain tentang :

    1. Medan Listrik
    2. Gaya Listrik / Gaya Coulomb
    3. Fluks Listrik
    4. Hukum Gauss
    5. Aplikasi Hukum Gauss pada Bola Berrongga
    6. Medan Listrik pada Keping Sejajar
    7. Potensial Listrik
    8. Energi Potensial Listrik

    Soal Jawab Listrik Statis Standar UAS SMA SMK MA


    Petunjuk
    Rumus-rumus ditulis menggunakan $\LaTeX$ dengan JavaScript khusus $\LaTeX$ untuk me-loading-nya. Gunakan internet berkecepatan cukup agar bisa me-loading kode $\LaTeX$  100%. Bila terjadi Math Error berwarna merah, lakukan reload page !

    Kuat Medan Listrik Induksi

    Sebuah benda bermuatan 8 μC, dan sebuah titik A berada pada jarak 40 cm dari muatan tersebut. Kuat medan di titik A adalah ... N/C.

    Penyelesaian :

    Muatan sumber, $Q$ = $8$ $μC$ = $8\,x\,10^{-6}$ $C$

    $r$ = $40$ cm = $4\,x\,10^{-1}$ m

    Untuk mencari nilai kuat medan listrik induksi, gunakan rumusan \[E_{A}=k\,\frac{Q}{r^{2}}\]

    Jadi,

    $E_{A}$ = $\displaystyle k\,\frac{Q}{r^{2}}$

    $E_{A}$ = $\displaystyle \left ( 9\,x\,10^{9} \right )\,\frac{(8\,x10^{-6})}{(4\,x10^{-1})^{2}}$

    $E_{A}$ = $4,5\,x\,10^{5}$ $\frac{N}{C}$


    Kuat Medan Listrik Total oleh beberapa muatan



    Dua buah muatan $-4μC$ dan $-8μC$ terpisah sejauh $20\,cm$. Tentukan kuat medan listrik di tengah (A) kedua muatan !

    kuat medan listrik total


    Penyelesaian :

    Muatan sama sama negatif sehingga saling meniadakan.

    $\displaystyle E_{1}=k\frac{Q_{1}}{r_{1}}$

    $\displaystyle E_{1}=(9\,x\,10^{9})\frac{(4\,x\,10^{-6})}{(10^{-1})}$

    $\displaystyle E_{1}=3,6\,x\,10^{5}\,N/C$


    $\displaystyle E_{2}=k\frac{Q_{2}}{r_{2}}$

    $\displaystyle E_{2}=(9\,x\,10^{9})\frac{(8\,x\,10^{-6})}{(10^{-1})}$

    $\displaystyle E_{2}=7,2\,x\,10^{5}\,N/C$

    Jumlah muatan total karena saling melemahkan,

    $\displaystyle E_{Total}=\left | E_{1}-E_{2} \right |=\left | 3,6\,x\,10^{5}- 7,2\,x\,10^{5} \right |$

    $\displaystyle E_{Total}=3,6\,x\,10^{5}\,\frac{N}{C}$


    Gaya Listrik / Gaya Coulomb

    Sebuah benda bermuatan 8 μC, dan sebuah titik A berada pada jarak 40 cm dari muatan tersebut. Jika di titik A diletakkan muatan sebesar 2μC, gaya Coulomb kedua muatan adalah ... N.

    Penyelesaian :

    Muatan sumber, $Q$ = $8$ $μC$ = $8\,x\,10^{-6}$ $C$

    Muatan uji, $q$ = $2$ $μC$ = $2\,x\,10^{-6}$ $C$

    $r$ = $40$ cm = $4\,x\,10^{-1}$ m


    Untuk mencari nilai kuat medan listrik induksi, gunakan rumusan \[F_{1,2}=k\,\frac{Q\,q}{r^{2}}\]

    Jadi,

    $F_{1,2}$ = $\displaystyle k\,\frac{Q\,q}{r^{2}}$

    $F_{1,2}$ = $\displaystyle \left ( 9\,x\,10^{9} \right )\,\frac{(8\,x10^{-6})(2\,x10^{-6})}{(4\,x10^{-1})^{2}}$

    $F_{1,2}$ = $9\,x\,10^{-1}\,N$ = $0,9\,N$


    Fluks Listrik


    Kuat medan listrik sebesar 10 N/C menembus bidang persegi yang mempunyai panjang sisi 5 cm. Banyaknya fluks listrik jika sudut antara medan listrik dan garis normal bidang $45^{\circ}$  adalah ... 

    Penyelesaian :

    $Q$ = $10\,N/C$

    $l$ = $5\,cm$ = $5\,x\,10^{-2}\,m$

    Sehingga $A$ = $(5\,x\,10^{-2})^{2}$ = $25\,x\,10^{-4}\,m^{2}$

    Sudut $\alpha$ = $45^{\circ}$


    Maka fluks listrik :

    $\Phi$ = $E\,A\,cos\alpha$

    $\Phi$ = ($10$) ($25\,x\,10^{-4}$) ($cos\,45^{\circ}$)

    $\Phi$ = $\displaystyle 125.10^{-4}\sqrt{2}$    $\frac{N\,m^{2}}{C}$


    Hukum Gauss

    Fluks listrik dari muatan yang dilingkupi oleh permukaan tertutup setara dengan jumlah muatan yang dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut.

    Secara matematis ditulis : \[\Phi =EA\,cos\,\alpha =\frac{\sum Q}{\epsilon _{0}}\]
    Fluks listrik sebesar $4\,Nm^{2}/C$ yang diterima sebuah benda yang sedang berada di udara (permitivitas ruang hampa, $\displaystyle \epsilon _{0}=8,85\,x\,10^{-12}\,C^{2}N^{-1}m^{-2}$ ) berisi muatan sebanyak ... $C$.

    Penyelesaian 

    $\displaystyle \Phi =\frac{\sum Q}{\epsilon _{0}}$

    Maka 

    $\displaystyle \sum Q =(\Phi)(\epsilon _{0})$

    $\displaystyle \sum Q =(4)(8,85\,x\,10^{-12})=35,4\,x\,10^{-12}\,C$


    Medan Listrik pada Keping Sejajar

    Dua buah keping sejajar berupa persegi dengan panjang sisi $10$ $cm$ bermuatan $50$ $μC$ terpisah pada jarak tertentu. Rapat muatan yang terjadi sebesar ... $C/m^{2}$ dan Kuat Medan Listrik Induksi pada dua keping sejajar tersebut adalah ... $N/C$

    Penyelesaian :

    Panjang sisi, $l$ = $10$ $cm$ = $10^{-1}\,m$

    Luas keping, $A$ = $10^{-2}\,m^{2}$

    Muatan sumber, $Q$ = $50$ $μC$ = $5\,x\,10^{-5}\,C$

    Permitivitas ruang hampa, $\epsilon _{0}$ = $8,85\,x\,10^{-12}$ $\displaystyle \frac{C^{2}}{N\,m^{2}}$


    Rapat muatan \[\sigma =\frac{Q}{A}\]
    Maka :

    $\displaystyle \sigma =\frac{Q}{A}=\frac{5\,x\,10^{-5}}{10^{-2}}$ 

    Diperoleh, $\displaystyle \sigma =5\,x\,10^{-3}\,\frac{C}{m^{2}}$ 


    Kuat Medan Listrik Induksi Keping Sejajar, \[E=\frac{\sigma }{\epsilon _{0}}\Leftrightarrow E=\frac{Q}{A\,\epsilon _{0}}\]

    $\displaystyle E=\frac{5\,x\,10^{-3}}{8,85\,x\,10^{-12}}$ = $5,65\,x\,10^{8}$ $\displaystyle \frac{N}{C}$


    Kuat Medan Listrik Induksi dari Muatan dalam Bola Berongga


    Sebuah konduktor bola berongga bermuatan $12$ $μC$ mempunyai jari-jari $3$ $cm$. Kuat medan listrik di permukaan bola adalah ... N/C.

    Penyelesaian :

    Jumlah muatan di dalam bola, $Q$ = $12$ $μC$ = $1,2\,x\,10^{-5}\,C$

    Radius bola, $R$ = $3$ $cm$ = $3\,x\,10^{-2}\,m$

    Formula / rumusan kuat medan listrik dengan muatan dilingkupi permukaan tertutup berupa permukaan bola, adalah \[E=k\frac{Q}{r^{2}}\Rightarrow r\geqslant R\] dan \[E=0\Rightarrow r< R\]
    Maka, 

    $E$ = $k\frac{Q}{r^{2}}$

    $E$ = $\displaystyle (9\,x\,10^{9})\frac{(1,2\,x\,10^{-5})}{(3\,x\,10^{-2})^{2}}$

    $E$ = $1,2\,x\,10^{8}$ $\displaystyle \frac{N}{C}$


    Susunan Kapasitor

    Kapasitor gabungan secara umum memiliki dua jenis susunan, yaitu Susunan Seri dan Paralel. Dengan Rumusan Kapasitas Total sebagai berikut :

    1. Kapasitas Total Susunan Paralel
      \[C_{P}=C_{1}+C_{2}+...+C_{n}\]
    2. Kapasitas Total Susunan Seri
      \[\frac{1}{C_{S}}=\frac{1}{C_{1}}+\frac{1}{C_{2}}+...+\frac{1}{C_{n}}\]
    Dengan $n$ adalah kapasitor ke-$n$

    Apabila rangakainnya berupa rangkaian campuran, yaitu terdiri dari susunan Seri dan Paralel, maka selesaikan dahulu $C$ total untuk masing-masing rangkaian Seri kemudian selesaikan menggunakan rumusan Sususan Paralel pada proses akhir perhitungannya.


    Potensial Listrik

    Persamaan umum Beda Potensial listrik jika muatan uji berpindah dari posisi 1 ke posisi 2 adalah \[V=k\,Q\left ( \frac{1}{r_{2}}-\frac{1}{r_{1}} \right )\]
    Dengan

    Tetapan $\displaystyle k=9 x 10^{9}\,\frac{N\,m^{2}}{C^{2}}$

    $Q$ = muatan sumber


    Potensial Mutlak oleh sebuah sumber muatan adalah \[V=k\,\frac{Q}{r}\]

    Sebuah benda bermuatan $10\,μC$, dan sebuah titik A berada pada jarak $50\,cm$ dari muatan tersebut. Potensial listrik di titik A adalah ... V.

    Penyelesaian:

    $Q$ = $10\,μC$ = $10\,x\,10^{-6}\,C$ = $10^{-5}\,C$

    $r$ = $50\,cm$ = $5\,x\,10^{-1}\,m$

    Dari rumusan potensial mutlak di atas, diperoleh

    $V$ = $k\,\frac{Q}{r}$

    $V$ = $(9\,x\,10^{9})\,\frac{10^{-5}}{5\,x\,10^{-1}}$

    $V$ = $1,8\,x\,10^{5}\,V$


    Potensial Listrik Suatu Kondukor Bola Berongga

    Terdapat dua hal pokok dalam pembahasan nilai dari potensial listrik untuk konduktor bola berrongga yang memiliki jari-jari, $R$, yaitu :

    1. Jika $\displaystyle r\leq R$ , $\displaystyle V=k\,\frac{Q}{R}$ 
    2. Jika $\displaystyle r> R$ , $\displaystyle V=k\,\frac{Q}{r}$ 

    Sebuah konduktor bola berongga bermuatan $12\,nC$ mempunyai jari-jari $4\,cm$. Potensial listrik yang berjarak $2\,cm$ dan $6\,cm$ dari pusat bola adalah ... V.

    Penyelesaian :

    $\displaystyle Q=12\,nC=12\,x\,10^{-9}\,C$

    Jarak $2\,cm$ memenuhi poin 1 di atas, karena $r$ = $4\,cm$. Maka :

    $\displaystyle V=k\,\frac{Q}{R}$

    $\displaystyle V=9\,x\,10^{9} \frac{12\,x\,10^{-9}}{4\,x\,10^{-2}}$

    $\displaystyle V=2.700\,V$


    Jarak $6\,cm$ memenuhi poin 2 di atas, karena $r$ = $4\,cm$

    $\displaystyle V=k\,\frac{Q}{r}$

    $\displaystyle V=9\,x\,10^{9} \frac{12\,x\,10^{-9}}{6\,x\,10^{-2}}$

    $\displaystyle V=1.800\,V$


    Potensial Listrik oleh Banyak Muatan

    Empat buah muatan masing-masing $5pC$ membentuk persegi dengan diagonal $20cm$. Total potensial listrik di pusat A adalah ... V.

    Potensial Listrik oleh Banyak Muatan


    Penyelesaian

    Total potensial listrik adalah jumlah total potensial oleh masing-masing muatan. Oleh karena ada empat muatan yang identik, maka

    Panjang diagonal persegi adalah $20\,cm$ maka, titik pusat A berada pada jarak $10\,cm$ dari tiap sudut persegi tersebut tempat muatan berada.

    $\displaystyle V=(4)(k)\left (\frac{Q}{r} \right )$ 

    $\displaystyle V=(4)(9\,x\,10^{9})\left (\frac{5\,x\,10^{-12}}{10^{-1}} \right )$ 

    $\displaystyle V=1,8\,V$


    Energi Potensial Listrik

    Persamaan umum perubahan Energi Potensial Listrik jika muatan uji berpindah dari posisi 1 ke posisi 2 sebagai efek gaya Coulomb $F$ yang memerlukan usaha $W$ adalah \[EP_{L}=k\,Q\,q\left ( \frac{1}{r_{2}}-\frac{1}{r_{1}}\right )\]
    Dengan

    Tetapan $\displaystyle k=9 x 10^{9}\,\frac{N\,m^{2}}{C^{2}}$

    $Q$ = muatan sumber

    $q$ = muatan uji

    $r_{1}$ = posisi ke satu dari muatan uji,$q$, diukur dari muatan sumber, $Q$

    $r_{2}$ = posisi ke dua dari muatan uji, $q$, diukur dari muatan sumber, $Q$


    Sebuah benda bermuatan $8\,μC$, dan sebuah titik A berada pada jarak $40\,cm$ dari muatan tersebut. Jika di titik A diletakkan muatan sebesar $2\,μC$, digeser $10\,cm$ mendekati muatan sumber $6\,μC$, maka energi yang diperlukan adalah ... J.

    Penyelesaian :

    $\displaystyle Q=8\,\mu C=8\,x10^{-6}\,C$

    $\displaystyle q=2\,\mu C=2\,x10^{-6}\,C$

    $\displaystyle r_{1}=40\,cm=4\,x\,10^{-1}\,m$

    $\displaystyle r_{2}=40-10\,cm=30\,cm=3\,x\,10^{-1}\,m$


    Berdasar rumusan Perubahan Energi Potensial di atas, diperoleh

    $\displaystyle EP_{L}=k\,Q\,q\left ( \frac{1}{r_{2}}-\frac{1}{r_{1}}\right )$

    $\displaystyle EP_{L}=(9\,x\,10^{9})(8\,x\,10^{-6})(2\,x\,10^{-6})\left ( \frac{10^{1}}{3}-\frac{10^{1}}{4} \right )$ 

    $\displaystyle EP_{L}=(9\,x\,10^{9})(8\,x\,10^{-6})(2\,x\,10^{-6})\left ( \frac{10}{12} \right )$ 

    $\displaystyle EP_{L}=0,12\,Joule$ 


    Usaha untuk memindahkan muatan

    Usaha untuk memindahkan muatan $\displaystyle 5\mu C$  dari potensial $5V$ menjadi $20V$ adalah ... $J$.

    $\displaystyle W=\Delta EP_{L}=q\left ( V_{2}-V_{1} \right )$

    $\displaystyle W=5\,x\,10^{-6}\left ( 20-5 \right )$

    $\displaystyle W=75\,x\,10^{-6}\,J$

    Selengkapnya »
    Meramal Sambaran Petir Untuk Meminimalisir Dampak Kerusakan

    Meramal Sambaran Petir Untuk Meminimalisir Dampak Kerusakan

    Petir punya daya hancur yang sangat besar. Bagi manusia bahkan bisa mematikan. Di dalam laboratorium tegangan tinggi, para peneliti menciptakan petir buatan. Di sini dapat terlihat dampak yang ditimbulkan. Petir buatan di laboratorium sama kuatnya seperti di alam. Bertegangan beberapa ratus ribu volt, dan bersuhu 30.000 °C, 5 kali lipat lebih panas dari suhu di permukaan matahari. Dari kawat yang diujicoba, yang tersisa hanya asap.

    Wolfgang Zischank, Peneliti Petir
    Sambaran petir tetap menjadi masalah. Banyak rumah tidak terdapat pelindung sambaran petir. Kebakaran kerap terjadi, juga kerusakan lain. Masalah yang mendesak adalah kerusakan instalasi listrik akibat induksi tegangan tinggi petir.

    Efek Sambaran Petir

    Meramal Sambaran Petir Untuk Meminimalisir Dampak Kerusakan
    Ilmuan ingin melindungi bangunan dan peralatan teknis dengan lebih baik akibat sambaran petir. Kadang alat elektronik terganggu walaupun tidak tersambar langsung oleh petir. Misalnya instalasi alarm.

    Saat petir menyambar, terbentuk medan elektromagnetik. Ini menimbulkan induksi tegangan tinggi pada peralatan elektronik. Dan menyebabkan gangguan fungsi, seperti pada alarm. Tapi bisa juga menyebabkan alat elektronik rusak total.

    Meramal Sambaran Petir, Meminimalisir Dampak


    Sekarang ada antena yang mengenali petir. Dinas  peringatan sambaran petir memberikan laporan kilat jika meramalkan cuaca buruk dan mengirim secara otomatis, peringatan sebagai email, sms atau fax kepada para pelanggan.

    Misalnya instalasi industri pelabuhan udara dan rumah sakit bisa mengambil tindakan pengamanan. Mereka yang berolah raga dalam area terbuka, misalnya di padang golf, lapangan sepak bola, juga bisa mencari perlindungan.

    Lewat komputer, petir bisa dilacak lokasinya secara otomatis. Dicatat dan diukur. Juga data dari negara - negara sekitar dimasukkan ke dalam sistem penghitungan.

    Stephan Thern- Insinyur Listrik
    Petir diukur lewat antena terestrial. Berfungsi seperti pesawat radio, menerima sinyal elektro magnetik petir. Percatatan akurat saat petir mengenai antena bisa melacak di mana lokasi petir.

    Dengan bantuan petir yang sudah menyambar, bisa dilihat arah pergerakan cuaca buruk. Peringatan dini amat penting, karena petir bisa menyambar sebelum awan gelap tampak. Di seluruh dunia, tercipta dua ribu cuaca buruk setiap jamnya.


    Selengkapnya »
    Dualisme Gelombang Partikel

    Dualisme Gelombang Partikel


    Dalam pengalaman kehidupan manusia sehari-hari, tidak ada sesuatu yang misterius atau kekaburan makna tentang konsep partikel dan gelombang. Tinjaulah sebuah batu yang dijatuhkan ke kolam dan riak yang dihasilkan yang menyebar dari titik jatuh batu akan memiliki kesamaan hanya dalam sifatnya. Kesamaan itu yakni membawa energi dan momentum dari suatu tempat ke tempat lainnya.


    dualisme gelombang partikel


    Fisika klasik yang umumnya menyatakan "kenyataan fisis" yang ditangkap indera kita, memperlakukan partikel dan gelombang sebagai komponen yang terpisah satu sama lain dari kenyataan itu. Mekanika partikel dan optika gelombang secara tradisional merupakan keilmuan yang bebas. Masing-masing disiplin ilmu ini beraal dari serangkaian eksperimen dan prinsip-prinsip yang didasarkan atas hasil eksperimen tersebut.

    Kenyataan fisis yang dapat diterima oleh akal kita timbul dari gejala yang terjadi dalam dunia mikroskopik sebuah atom dan molekul, elektron dan inti atom. Akan tetapi dalam dunia ini tidak terdapat partikel atau gelombang dalam arti yang kita kenal.

    Sudah mahfum kita menganggap elektron memiliki muatan dan massa. Elektron berperilaku menurut hukum mekanika partikel dalam peralatan yang kita kenal misalnya pada tabung televisi. Namun demikian, akan terlihat banyak kenyataan yang sepertinya kita memaksa menafsirkan elektron yang bergerak sebagai suatu manifestasi gelombang. Hal ini sebanyak juga kenyataan lain yang memaksa pemikiran kita untuk menafsirkan elektron sebagai manifestasi sebuah partikel.

    Lalu kita telah menganggap gelombang elektromagnetik memperlihatkan gejala difraksi, interferensi dan polarisasi. Namun, kita juga telah melihat fakta bahwa dalam keadaan yang lain gelombang elektromagnetik ini berperilaku seakan - akan terdiri dari seberkas partikel.

    Bersama dengan relativitas khusus, dualisme partikel - gelombang adalah pengertian sentral dalam keilmuan fisika modern.

    Pandangan James Clark Maxwell


    Penggandengan medan lisrik dan magnetik yang bergerak dengan kelajuan cahaya menimbulkan perilaku gelombang yan khusus. Dari perkerjaan Faraday sebelumnya tentang magnet, fisikawan Inggris, James Clerk Maxwell mengemukakan banhwa listrik yang dipercepat akan menimbulkan gangguan listrik dan magnetik. 

    gelombang elektromagnetik


    Keadaan ini menjalar terus menerus melalui ruang vakum. Bila muatan bergetar secara periodik, diperoleh fakta bahwa gangguannya adalah gelombang yang komponen magnetik dan komponen listriknya saling tegak lurus.

    Lalu Maxwell mengemukakan bahwa perubahan medan listrik akan menimbulkan medan magnetik.

    Pandangan Heinrich Hertz dan Pembuktian Young


    Perkembangan selanjutnya, ahli fisika Jerman, Heinrich Hertz membuktikan bahwa gelombang EM betul ada dan berperilaku tepat seperti ramalan ilmiahnya Maxwell.

    Terkahir, eksperimen celah - ganda Young menunjukkan bahwa cahaya adalah gelombang.
    Selengkapnya »
    Sifat Kemagnetan Bahan : Feromagnetik, Paramagnetik, Diamagnetik

    Sifat Kemagnetan Bahan : Feromagnetik, Paramagnetik, Diamagnetik

    Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya, bahwa arus listrik dapat menimbulkan medan magnet di sekitarnya. Ini sama seperti magnet permanen. Pada kesempatan kali ini kita akan belajar fisika tentang Sifat Kemagnetan Bahan.

    Sebuah solenoida yang dialiri arus listrik analog dengan (seperti) magnet batang. Sehingga sifat kemagnetan bahan berkaitan dengan arus listrik (atau aliran muatan).

    Kita juga telah mengenal bahwa suatu bahan merupakan kumpulan atom. Atom sendiri terdiri dari inti bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif. Elektron ini mengelilingi inti, sehingga merupakan arus listrik yang bergerak melingkar.

    Sifat Kemagnetan Bahan : Feromagnetik, Paramagnetik, Diamagnetik


    Disamping itu, elektron - elektron di dalam atom juga melakukan gerak rotasi. Sains mengenalnya dengan sebutan Gasing Elektron atau Spin Elektron. Pada suatu atom, spin elektron ada yang berpasangna dan ada juga yang tidak berpasangan.

    Nah, kemagnetan bahan ditentukan oleh spin elektron dan gerak elektron yang mengelilingi inti. Spin elektron membentuk momen magnetik yang merupakan magnet - magnet kecil. Oleh karena itu lah, spin elektron berpasangan tidak menimbulkan sifat keagnetan. Hal ini disebabkan spin elektron berlawanan sehingga saling meniadakan.

    Sedangkan spin elekron yang tidak berpasangan bersifat sebagai magnet kecil. Magnet sendiri merupakan gabungan dari spin elektron yang arah spinnya sama. Arah spin yang dimaksud yaitu arah utara - selatan. Jadi yang arah utara - selatannya sama.

    Bahan yang didekatkan menuju magnet akan memiliki sifat respon yang berbeda. Terdapat bahan yang dapat ditarik oleh amgnet dengan sangat kuat, ada pula yang lemah, bahkan ada yang ditolak.

    Berdasar respon ini, bahan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bahan feromagnetik, bahan paramagnetik dan bahan diamagnetik.

    Bahan feromagnetik adalah bahan yang mudah ditarik dengan kuat oleh magnet. Bahan paramagnetik ditarik dengan lemah, sedangkan bahan diamagnetik tertolak oleh magnet.
    Selengkapnya »
    Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik : Hukum Biot-Savart, Kaidah Tangan Kanan, Solenoida, Toroida

    Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik : Hukum Biot-Savart, Kaidah Tangan Kanan, Solenoida, Toroida

    Selamat jumpa kembali teman-teman pembelajar Fisika, kali ini kita akan belajar tentang Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik. Spesifiknya tentang Hukum Biot-Savart dan turunannya.

    Pada pembahasan kali ini, kita akan mencoba memahami konsep medan magnetik dengan pendekatan kuantitatif, atau sederhananya pendekatan dengan angka-angka/perhitungan matematis.

    Persamaan / formula mengenai medan magnetik kita turunkan secara matematik menggunakan hitung dasar integral, termasuk juga perkalian silang antara dua vektor.

    Hukum Biot - Savart sebagai Follow Up Penemuan Oersted


    Ternyata magnet dan listrik memiliki hubungan yang dalam bahasa sederhananya, dengan adanya magnet kita bisa membuat listrik. Begitu sebaliknya dengan adanay listrik kita bisa membuat magnet.

    Elemen penghantar dl berarus I menimbulkan induksi magnetik dB di titik P yang berjarak r dari dl
    Elemen penghantar dl berarus I menimbulkan induksi magnetik dB di titik P yang berjarak r dari dl


    Nah, lebih tepatnya pertama kali teramati oleh fisikawan Denmark yaitu H.C. Oersted awal 1800 -an. Percobaanya membuktikan bahwa kalau ada arus listrik (muatan yang mengalir) pada kabel menyebabkan berbeloknya jarum kompas di sekitar kabel berarus tersebut.

    Fenomena berbeloknya jarum kompas tersebut menunjukkan bahwa arus listrik menyebabkan medan magnet.

    Kemudian penemuan Oersted ini ditindaklanjuti oleh dua fisikawan Perancis yaitu Jean Baptise Biot dan Felix Savart. Keduanya mampu menemukan hal baru lebih lanjut mengenai medan magnet oleh arus listrik. Pemenuannya yaitu berhasil menentukan bentuk medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang stabil.

    Kedua ilmuan Perancis ini berhasil mengamati kontribusi elemen / bagian kecil induksi megnetik $dB$  pada suatu titik $P$  yang ditimbulkan oleh elemen penghantar dl yang dialiri arus listrik I.

    Perhatikan gambar di atas.

    Kesimpulan yang diperoleh Biot – Savart secara geometri dari gambar tersebut mengenai besar induksi magnetik adalah :
    • Sebanding dengan panjang elemen penghantar $dl$ 
    • Sebanding dengan kuat arus listrik $I$ 
    • Sebanding dengan nilai sinus dari sudut apit tetha antara arah arus pada dl dengan garis penghubung titik $P$  dengan $dl$ 
    • Berbanding terbalik dengan kaudrat jarak $r$  antara titik $P$  dengan elemen penghantar $dl$

    Persamaan matematis yang diperoleh yaitu:
    \[dB=k\frac{Idlsin\theta }{r^{^{2}}}\]
    dengan $k$ = sebuah tetapan yang memenuhi hubungan
    \[k=\frac{\mu _{0}}{4\pi }\]
    Maka dengan subtitusi nila $k$ ini ke persamaan pertama di atas, menjadi 
    \[dB=\frac{\mu _{0}}{4\pi }\frac{Idlsin\theta }{r^{2}}\]
    dengn $\mu _{0}$ adalah permeabilitas vakum, $4\pi x\,10^{-7}\frac{Wb}{m.A}$

    Baca juga Soal Jawab Hukum Ohm

    Kaidah Tangan Kanan untuk Menentukan Arah Medan Magnetik

    Sebagai gambaran hubungan antara arah arus listrik dan arah medan magnetik, kita pakai kaidah tangan kanan.

    Perhatikan gambar berikut ini

    Kaidah tangan kanan. Induksi Magnetik B yang ditimbulkan oleh penghantar lurus berarus listrik
    Kaidah tangan kanan. Induksi Magnetik B yang ditimbulkan oleh penghantar lurus berarus listrik

    Kaidah Tangan Kanan
    "Bila tangan kanan menggenggam kawat penghantar lurus, ibu jari menunjukkan arah arus listrik, maka lengkungan ke empat jari lainnya menyatakan arah putaran garis-garis medan magnetik. Medan magnetik $B$ merupakan garis singgung terhadap lingkaran garis-garis medan tersebut."

    Rumusan Hukum Biot – Savart adalah rumusan umum mengenai kuat medan magnet di sekitar kawat berarus listrik, apa pun bentuk konduktornya tersebut.

    Nah kali ini kita akan membahas mengenai kuat medan magnet untuk beberapa bentuk penghantar.

    Ada empat hal yang akan kita bahas secara khusus. Pertama yang konduktornya berupa kawat lurus. Kedua kawat  konduktor yang bentuknya melingkar. Ke tiga berupa solenoida. Dan terakhir berupa toroida.

    Baca juga Arus, Tegangan, Hambatan Listrik

    Induksi Magnetik di Sekitar Kawat Penghantar Lurus Berarus Listrik

    Kuat medan magnet $B$ yang ditimbulkan oleh kawat penghantar lurus berarus listrik $I$ pada tempat sekitar kawat tersebut yang berjarak $a$ adalah sebagai berikut.

    \[\displaystyle \LARGE B=\frac{\mu_{0}\,I}{2\pi\,a}\]

    Secara matematis persamaan ini diperoleh dari penyelesaian integral persamaan dasar Huum Biot - Savart.

    Mari kita bahas penurunan rumusnya dengan menyimak gambaran penerapan hukum Biot - Savart pada penghantar berarus listrik berikut ini.

    Penerapan hukum Biot - Savart pada penghantar berarus listrik
    Penerapan hukum Biot - Savart pada penghantar berarus listrik

    Dari gambar tampak bahwa :
    \[sin\, \theta =\frac{a}{r}\rightarrow r=\frac{a}{sin\, \theta }=a\,cosec\,\theta\]
    \[cotan\,\theta =\frac{-l}{a}\rightarrow l=(-a)\,cotan\,\theta\]
    \[dl=a\,cosec^{2}\theta \,d\theta\]

    Nah, ketiga hubungan ini bila kita subtitusikan ke persamaan Hukum Biot - Savart, $\displaystyle dB=\frac{\mu _{0}}{4\pi }\frac{I\,dl\,sin\theta }{r^{2}}$ , maka akan diperoleh:
    \[dB=\frac{\mu_{0}}{4\pi}\frac{I\,dl\,sin\,\theta}{r^{2}}\]
    \[dB=\frac{\mu_{0}}{4\pi}\frac{I\,(a\,cosec^{2}\,\theta\,d\,\theta)\,sin\,\theta}{a^{2}\,cosec^{2}\,\theta}\]
    \[dB=\frac{\mu_{0}}{4\pi}\frac{I\,sin\,\theta\,d\,\theta}{a}\]

    Kemudian nilai $B$ kita tentukan dengan metode integral sebagai berikut ini:

    $\displaystyle B=\int_{\theta_{1}}^{\theta_{2}}dB$

    $\displaystyle B=\int_{\theta_{1}}^{\theta_{2}}\frac{\mu_{0}}{4\pi}\frac{I\,sin\,\theta\,d\,\theta}{a}$

    $\displaystyle B=\frac{\mu_{0}\,I}{4\pi\,a}\int_{\theta_{1}}^{\theta_{2}}sin\,\theta\,d\,\theta$

    $\displaystyle B=\frac{\mu_{0}\,I}{4\pi\,a}(-cos\,\theta)\mid_{\theta_{1}}^{\theta_{2}}$

    $\displaystyle B=\frac{\mu_{0}\,I}{4\pi\,a}(cos\,\theta_{2}-cos\,\theta_{1})$

    Jadi diperoleh \[\displaystyle \LARGE B=\frac{\mu_{0}\,I}{4\pi\,a}(cos\,\theta_{2}-cos\,\theta_{1})\]
    Selanjutnya, oleh karena $\displaystyle \theta_{2}+\beta=180^{\circ}$ , maka $\displaystyle cos\,\theta_{2}=-\,cos\,\beta$

    Kemudian untuk menyederhanakan notasi, kita nyatakan $\displaystyle \theta_{1}=\alpha$

    Dengan demikian, persamaannya dapat ditulis ulang menjadi
    \[\displaystyle \LARGE B=\frac{\mu_{0}\,I}{4\pi\,a}(cos\,\alpha+cos\,\beta)\]

    Apabila kawat penghantarnya sangat panjang, maka sudut $\displaystyle \alpha=0^{\circ}$ dan $\displaystyle \beta=0^{\circ}$. Oleh karena itu
    $\displaystyle B=\frac{\mu_{0}\,I}{4\pi\,a}(cos\,0^{\circ}+cos\,0^{\circ})$

    $\displaystyle B=\frac{\mu_{0}\,I}{4\pi\,a}(1+1)$

    Diperoleh \[\displaystyle \LARGE B=\frac{\mu_{0}\,I}{2\pi\,a}\]

    Bersambung
    Selengkapnya »
    Quantum Pulses Pinpoint Position

    Quantum Pulses Pinpoint Position

    Laser-based positioning systems are set to become more accurate thanks to the quantum effect known as 'entanglement'. Seth Lloyd and colleagues at the Massachusetts Institute of Technology have used entangled lasers to overcome a fundamental limit on the accuracy of 'classical' positioning systems for the first time (V Giovennetti et al 2001 Nature 412 417).


    Quantum Pulses Pinpoint Position Laser


    Conventional positioning techniques measure the time it takes for laser pulses to travel between a reference point and the location in question. The accuracy of this method relies on how precisely the arrival of the pulses can be timed. But in practice, light pulses from a laser consist of a range of frequencies, and the wider this range, the less accurately the arrival of the pulse can be timed. This is because different wavelengths travel at slightly different speeds.

    Lloyd and colleagues realised that the use of entangled pulses would allow them to side-step this limit. In general, quantum entanglement allows correlation between particles that are much stronger than those allowed in classical physics. In the MIT experiment, the frequencies of all the photons in the entangled pulse are intrinsically linked. This means that the arrival times of the photons are bunched together, which allows the time of arrival to be determined more precisely.

    However, this relationship makes the quantum technique fragile, because all of the information is lost if a single photon does not reach the detector. In contrast, conventional techniques measure the arrival of individual photons. Lloyd's team claims to have addressed this problem by using 'partially entangled' photons that are less sensitive to the loss of photons, but these results are unpublished. Nevertheless, Lloyd and colleagues assert that their 'fully entangled' technique is still a significant improvement on conventional methods, and could also be used to synchronise clocks more precisely than ever before.

    "Quantum positioning is unlikely to replace global positioning systems in the near future", Lloyd told, "but as techniques for making these funky quantum pulses improve, quantum positioning systems are likely to be used where high accuracy and low power are important, for example, satellite positioning".

    Ref : V Giovennetti et al 2001 Nature 412 417
    Selengkapnya »
    Soal Jawab Hukum Ohm

    Soal Jawab Hukum Ohm


    Lanjutan dari Contoh Soal Sebelumnya, Tegangan, Arus, Hambatan Atau
    Wheatstone Bridge

    Soal Jawab Hukum Ohm
    Alat Ukur Hambatan Listrik



    Contoh Soal 4 : Sebuah elektron bermuatan $1,6x10^{-19}C$. Berapa banyak elektron harus mengalir melalui seutas kawat dalam 1 sekon agar ampere meter membaca $0,08\,mA$

    Pembahasan
    Diketahui :
    • 1 buah elektron bermuatan $1,6x10^{-19}C $
    • Waktu $t$ = 1 sekon
    • Kuat arus listrik $I$ = $0,80x10^{-3}ampere$ = $8x10^{-4}ampere$

    Misalkan ada $n$ buah elektron mengalir melalui kawat, maka muatan total yang melalui kawat adalah $Q$ = $n\,x\,1,6\,x\,10^{-19}C$
    Muatan total dalam waktu $1$ detik dengan kaut arus $8x10^{-4}ampere$ adalah \[Q=I\,t=(8x10^{-4})(1)=8x10^{-4}coulomb\]
    Jadi dengan menyamakan muatan total dengan pengetahuan awal $Q$ = $n\,x\,1,6\,x\,10^{-19}C$ diperoleh \[n\,x\,1,6\,x\,10^{-19}=8x10^{-4}\] \[n=\frac{8x10^{-4}}{1,6x10^{-19}}=5x10^{15}\,\,buah\,\,elektron\]


    Contoh Soal 5 : Berapakah beda potensial antara kedua ujung seutas kawat yang memiliki hambatan $130$ $\Omega$ yang dialiri muatan $300$ $mC$ dalam waktu satu menit?

    Pembahasan
    Diketahui :
    • 1 buah elektron bermuatan $1,6x10^{-19}C $
    • Hambatan $R$ = $130\,\Omega$
    • Muatan listrik $Q$ = $300$ $mC$ = $300\,x\,10^{-3}C$
    • Waktu, $t$ = $1\,menit$ = $60\,detik$

    Beda potensial $V$ dirumuskan oleh $V=IR$ dan kuat arus listrik $I=Q/t$, sehingga \[V=IR=\frac{Q}{t}R\]\[V=\left(\frac{300x10^{-3}}{60}\right)130\] Diperoleh $V$ = $0,65\,volt$


    Selengkapnya »
    Soal Jawab Arus Tegangan Hambatan Listrik

    Soal Jawab Arus Tegangan Hambatan Listrik


    Setelah sebelumnya kita belajar teori tentang elektron, muatan, kuat arus, hambatan dan tegangan listrik di sini : Current, Resistance, and Ohm’s Law , sekarang mari kita perluas pemahaman dengan mempelajari aplikasi teori-teori tersebut dalam bentuk soal yang sering menjadi soal ujian ujian nasional, mau pun soal masuk perguruan tinggi.
    Soal Jawab Arus Tegangan Hambatan Listrik
    Transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)


    Contoh Soal 1 : Total muatan yang mengitari suatu rangkaian selama 2 menit adalah 4,8 C. Hitunglah kuat arus listrik dalam rangkaian tersebut!

    Pembahasan

    Diketahui ;
    • Waktu $t$ = $2$ x $60$ $detik$ = $120$ $detik$.
    • $Q$ = $4,8$ $coulomb$.
    Kuat arus listrik, $I$ dihitung menggunakan persamaan \[I=\frac{Q}{t}=\frac{4,8\,coulomb}{120\,detik}\] Diperoleh $I=40$ $mA$


    Contoh Soal 2 : Kuat arus listrik 3 ampere mengalir melalui seutas kawat selama 1 menit. Tentukan berapa kah banyak muatan listrik mengalir melalui kawat tersebut?

    Pembahasan

    Diketahui :
    • Kuat arus listrik, $I$ = $3\,ampere$
    • Waktu, $t$ = $1$x$60$ $detik$

    Muatan, $Q$ dihitung menggunakan persamaan \[Q=I.t=(3)(60)\] Diperoleh \[Q=60\,coulomb\]

    Contoh Soal 3 : Hitunglah hambatan listrik dari seutas kawat alumunium yang memiliki panjang $10$ $cm$, luas penampang $10^{-4}$ $m^{2}$ dan hambat jenis alumunium $2,82x10^{-8}$ $\Omega m$. Tentukan pula dengan cara yang sama untuk menghitung hambatan listrik kaca yang memiliki hambat jenis $10^{10}$ !

    Pembahasan

    Diketahui :
    • Panjang $l$ = $10^{-1}$ meter
    • Luas penampang, $A$ = $10^{-4}$ $m^{2}$
    • Alumunium dengan hambat jenis, $\rho$ = $2,82x10^{-8}$ $\Omega m$

    Hambatan listrik, $R$ dihitung menggunakan persamaan \[R=\rho \frac{l}{A}\] Diperoleh $R$ = $2,82x10^{-5}$ $\Omega$

    Dengan cara yang sama untuk kaca dengan hambat jenis, $\rho$ = $10^{10}$ $\Omega m$, diperoleh

    \[R=\rho \frac{l}{A}=(10^{10})\left (\frac{10^{-1}}{10^{-4}} \right )=10^{13}\,\Omega\]

    Terlihat bahwa alumunium memiliki nilai hambatan listrik yang jauh lebih kecil daripada kaca. Dengan begini, alumunium adalah konduktor yang baik sedang kaca adalah konduktor yang jelek jika digunakan sebagai penghantar listrik, namun bagus digunakan sebagai isolator listrik pada berbagai alat elektronika.


    Selanjutnya Contoh Soal Rangkaian Wheatston Bridge

    Dan Hukum Ohm yang lain
    Selengkapnya »
    Soal Jawab Listrik Arus Bolak Balik

    Soal Jawab Listrik Arus Bolak Balik


    Berikut ini beberapa persamaan dasar Listrik Arus Bolak-Balik (AC)








    Contoh :

    Suatu tegangan bolak-balik memiliki nilai maksimum 220 volt. Besar tegangan efektifnya adalah ... volt.

    Penyelesaian :







    Suatu tegangan bolak-balik memiliki nilai maksimum 220 volt. Besar tegangan rata-ratanya adalah ... volt.

    Penyelesaian :



    Sebuah voltmeter menunjukkan bahwa tegangan bolak-balik yang berbentuk sinus dengan frekuensi 60 Hz adalah 220 volt. Harga maksimum tegangan satu siklusnya adalah ... volt.

    Penyelesaian :



    Sebuah voltmeter menunjukkan bahwa tegangan bolak-balik yang berbentuk sinus dengan frekuensi 60 Hz adalah 220 volt. Persamaan tegangannya adalah ... .

    Penyelesaian :



    Suatu kapasitor 1000 μF dihubungkan dengan suatu listik bolak-balik yang tegangan efektifnya 200 volt dan frekuensi 60 Hz. Nilai reaktansi kapasitifnya adalah ... Ω.

    Penyelesaian :



    Suatu induktor 6000mH dihubungkan dengan tegangan efektif 1000 volt dan frekuensi 60 Hz. Nilai arus efektifnya adalah ... ampere.

    Penyelesaian :



    Sebuah rangkaian seri terdiri atas resistor 600 Ω, kumparan dengan reaktansi induktif 1000 Ω dan kapasitor dengan reaktansi kapasitif 200 Ω, dihubungkan dengan sumber tegangan efektif 1000 volt. Nilai Impedansinya adalah ... . dan kuat arus bolak-balik yang mengalir adalah ... .

    Penyelesaian :



    Selamat belajar ya.. Terima kasih sudah berkunjung.
    Selengkapnya »
    Current, Resistance, and Ohm’s Law

    Current, Resistance, and Ohm’s Law

    Bila Anda ingin baca versi Bahasa Indonesia, silakan buka Arus, Hambatan, Hukum Ohm

    A CURRENT, \(I\), of electricity exist in a region when a net electric charge is transported from one point to another in that region. Suppose the charge is moving through a wire. If a charge \(q\) is transported through a given cross section of the wire in a time \(t\), then the current through the wire is :
    \[I\,(arus)=\frac{q}{t}=\frac{charge\,that\,transported}{time\,in\,this\,transportion}\]
    Here, \(q\) is in \(coulomb\), \(C\) , \(t\) is in seconds, \(s\) and \(I\) is in \(ampere\), \(A\).
    \[1\,C=1\,\frac{C}{s}\]
    It is mean that the current have value 1 \(ampere\) if in 1 \(second\) flow charge 1 \(coulomb\).
    Then \(1\,elektron=1,6x10^{-19}\,coulomb\), so 1 \(coulomb\) = \(\frac{1}{1,6x10^{-19}}=6,25x10^{18}\,electrons\).
    By custom the direction of the current is taken to be in the direction of flow of positive charge, thus, a flow of electrons to the right corresponds to a current to the left.



    A BATERY is a source of electrical energy. If no internal energy losses occur in the battery, then the potential difference between its terminals is called the \(electromotive\,force\) (emf) of the battery. Unless, otherwise stated, it will be assumed that the terminal potential difference of a battery is equal to its emf. The unit for emf is the same as the unit for potential difference, the \(volt\), V.

    THE RESISTANCE (R) of a wire or other object is a measure of the potential difference \(V\) that must be impressed across the object to cause a current of one ampere to flow throuugh it:
    \[Resistance=\frac{potential\,\,difference}{current}\,\,R=\frac{V}{I}\]
    The unit of resistance is the \(ohm\), for which the symbol \(\Omega\) (Greek omega). 1 \(\Omega\) = 1 \(V/A\).

    OHM’S LAW originally contained two parts. Its first part was simply the defining equation for resistance, \(V\) = \(I\) \(R\). We often refer to this equation as being Ohm’s Law. However, Ohm also stated that \(R\) is a constant independent of \(V\) and \(I\). This latter part of the Law is only approximately correct.

    The relation \(V\) = \(I\) \(R\) can be applied to any resistor, where \(V\) is the potential difference (p.d.) the two ends of the resistor, \(I\) is the current through the resistor, and \(R\) is the resistance of the resistor under those conditions.


    THE TERMINAL POTENTIAL DIFFERENCE (\(or\,Voltage\)) of a battery or generator when it delivers a current \(I\) is related to its electromotive force( \(emf\) or \(\epsilon\)) and its internal resistance, \(r\).
    1.      When delivering current (on discharge):
    Terminal voltage = (emf) – (voltage drop in internal resistance r ) ,\(V\)= \(\epsilon\,-\,I\,r\)
    2.      When recieving current (on charge):
    Terminal voltage = (emf) + (voltage drop in internal resistance r ) ,\(V\)= \(\epsilon\,+\,I\,r\)
    3.      When no current exists:
    Terminal voltage = (emf of battery or generator),\(V\)= \(\epsilon\)
    Potensial Jepit = ggl,\(V\) = \(\epsilon\)


    RESISTIVITY: The resistance  \(R\) of awire of length \(L\) and cross-sectional area \(A\) is: \[R=\rho\frac{L}{A}\]
    where \(\rho\) is a constant called the \(resistivity\). The resistivity is a characteristic of the material from which the wire is made. For  \(L\) in meter, \(A\) in \(m^{2}\) and \(R\) in \(\Omega\), so the units of \(\rho\) is \(\Omega\,m\).


    RESISTANCE VARIES TEMPERATURE: If a wire has a resistance  \(R_{0}\) at temperature \(T_{0}\), then its resistance \(R\) at a temperature \(T\) is \[R=R_{0}+\alpha R_{0}(T-T_{0})\]
    where \(\alpha\) is the \(temperature\,\,coefficient\,\,of\,\,resistance\) of the material of the wire. Usually \(\alpha\) varies with temperature and so this relation is applicable only over a small temperature range. The units of \(\alpha\) are \(K^{-1}\) or \(^{\circ}C^{-1}\).

    A similar relation applies to the variation of resistivity with temperature. If \(\rho_{0}\) and \(\rho\) are the resistivities at \(T_{0}\) and \(T\), respectively, then \[\rho=\rho_{0}+\alpha \rho_{0}(T-T_{0})\]



    Terima kasih sudah ke sini untuk membaca dan belajar fisika. Jangan ragu untuk menyukai posting blog, berlangganan blog dan berkomentar untuk berinteraksi lebih dengan saya. Selamat belajar ya. 

    Thank you for coming here to read and study physics in this blog. Feel free to like, subscribe and comment. Have a nice learning.


    Selengkapnya »
    Arus, Hambatan, Hukum Ohm

    Arus, Hambatan, Hukum Ohm

    If you want to read in English version, please read Current, Resistance, and Ohm’s Law

    ARUS, \(I\), dikatakan ada dalam sesuatu ruang, apabila dalam ruang itu terjadi perpindahan muatan listrik dari titik yang satu ke titik yang lain. Misalkan muatan itu mengalir dalam kawat. Jika muatan sebesar \(q\) dipindahkan melalui luas penampang kawat dalam waktu \(t\), maka arus dalam kawat adalah :
    \[I\,(arus)=\frac{q}{t}=\frac{muatan\,yang\,pindah}{waktu\,pada\,perpindahan\,ini}\]
    Di sini \(q\) diukur dalam \(coulomb\), \(C\) , \(t\) dalam detik, \(s\)dan \(I\) dalam \(ampere\), \(A\).
    \[1\,A=1\,\frac{C}{s}\]
    Artinya arus listrik dikatakan bernilai 1 \(ampere\) apabila dalam 1 \(sekon\) mengalir muatan sebanyak 1 \(coulomb\)
    Sedangkan \(1\,elektron=1,6x10^{-19}\,coulomb\), maka 1 \(coulomb\) = \(\frac{1}{1,6x10^{-19}}=6,25x10^{18}\,buah\,elektron\).


    BATERAI adalah sumber energi listrik. Jika suatu baterai tidak mengalami hilangnya energi di dalamnya, maka beda potensial antara kedua kutubnya disebut \(gaya\,gerak\,listrik\) (ggl) baterai. Kalau tidak diberi keterangan lebih lanjut, maka beda potensial antara kedua kutub baterai dianggap sama dengan ggl-nya. Satuan ggl adalah sama dengan satuan beda potensial, yakni \(volt\), V.

    HAMBATAN (atau RESISTANSI) kawat atau benda lain menentukan besarnya beda potensial yang harus diadakan antara kedua ujungnya, agar di dalam kawat mengalir arus satu ampere.

    \[Hambatan\,R=\frac{beda\,potensial}{arus}=\frac{V}{I}\]

    Satuan hambatan adalah \(ohm\) disimbolkan \(\Omega\). 1 \(\Omega\) = 1 \(V/A\).

    HUKUM OHM semulanya terdiri dari dua bagian. Bagian pertama tidak lain adalah definisi hambatan, yakni \(V\) = \(I\) \(R\). Sering hubungan ini dinamai hukum Ohm. Akan tetapi, Ohm juga menyatakan, bahwa \(R\) adalah suatu konstanta yang tidak bergantung pada \(V\) maupun \(I\). Bagian kedua hukum ini tidak seluruhnya benar.

    Hubungan \(V\) = \(I\) \(R\) dapat diterapkan pada resistor apa saja, di mana \(V\) adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan, dan \(I\) adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan \(R\) adalah hambatan (atau resistansi) resistor tersebut.

    BEDA POTENSIAL JEPIT (\(Voltase\)) baterai atau generator bila baterai memberi arus \(I\) adalah gaya gerak listrik ( \(ggl\) atau \(\epsilon\)) baterai dikurangi penurunan potensial antara kedua ujung hambatan dalamnya, \(r\).
    1. Apabila baterai menghasilkan arus (dipakai)
      Potensial Jepit = ggl - penurunan potensial antara kedua ujung hambatan R ,\(V\)= \(\epsilon\,-\,I\,r\)
    2. Apabila baterai menerima arus (diberi muatan)
      Potensial Jepit = ggl + penurunan potensial antara kedua ujung hambatan R,\(V\) = \(\epsilon\,+\,I\,r\)
    3. Apabila tidak ada arus yang mengalir dari baterai
      Potensial Jepit = ggl,\(V\) = \(\epsilon\)

    RESISTIVITAS : Hambatan (atau resistansi atau tahanan) \(R\) kawat sepanjang \(L\) dan berluas penampang melintang \(A\) adalah: \[R=\rho\frac{L}{A}\]
    di mana \(\rho\) adalah bilangan konstan, disebut \(resistivitas\) (atau hambat jenis) zat, dan menyatakan sifat khas zat itu. Kalau \(L\) dinyatakan dalam meter, \(A\) dalam \(m^{2}\) dan \(R\) dalam \(\Omega\), maka satuan \(\rho\) adalah \(\Omega\,m\).

    RESISTANSI MERUPAKAN FUNGSI TEMPERATUR: Jika sepotong kawat pada suhu \(T_{0}\) hambatannya \(R_{0}\), maka hambatannya \(R\) pada temperatur \(T\) adalah \[R=R_{0}+\alpha R_{0}(T-T_{0})\]
    di mana \(\alpha\) disebut \(koefisien\,temperatur\,resistansi\) zat kawat tersebut. Pada umumnya \(\alpha\) juga merupakan fungsi temperatur, sehingga hubungan di atas hanya berlaku dalam selang temperatur yang cukup sempit. Satuan \(\alpha\) adalah \(K^{-1}\) atau \(^{\circ}C^{-1}\).

    Hubungan serupa didapati pada resistivitas yang merupakan fungsi temperatur; jika \(\rho_{0}\) dan \(\rho\) adalah resistivitas pada temperatur \(T_{0}\) dan \(T\), maka \[\rho=\rho_{0}+\alpha \rho_{0}(T-T_{0})\]


    Terima kasih sudah ke sini untuk membaca dan belajar fisika. Jangan ragu untuk menyukai posting blog, berlangganan blog dan berkomentar untuk berinteraksi lebih dengan saya. Selamat belajar ya. 

    Thank you for coming here to read and study physics in this blog. Feel free to like, subscribe and comment. Have a nice learning.


    Selengkapnya »

    Ilmu Fisika on Youtube

    Usaha Energi Daya

    Listrik Magnet

    Soal Jawab

    Mekanika

    Impuls Momentum

    Universitas

    Optik